Halaman

Minggu, 20 Mei 2012

Sepuluh Perintah Allah


Sepuluh Perintah Allah
Sepuluh Perintah Allah, Sepuluh Firman Allah, atau Dasa Titah atau bahasa Latinnya Dekalog (δέκα λόγοι) adalah daftar perintah agama dan moral, yang merupakan sepuluh perintah yang ditulis oleh Tuhan dan diberikan kepada bangsa Israel melalui perantaraan Musa di gunung Sinai dalam bentuk dua loh (tablet) batu. Perintah-perintah tersebut memiliki keistimewaan yang terkenal dalam agama Yahudi dan Kristen. Frasa 'Sepuluh Perintah' secara biasa menunjuk kepada bacaan yang sangat serupa dalam Keluaran 20:2-17 dan Ulangan 5:6-21. Sebagian membedakan 'Etiket Dekalog' dengan seri Sepuluh Perintah dalam Keluaran 34 yang dinamakan 'Ritual Dekalog'.

[sunting] Teks Sepuluh Perintah Allah

Sepuluh Perintah Tuhan ini terdapat juga di dalam Ulangan 5:6-21. Versi Ulangan mengandung sedikit perbedaan dibandingkan dengan versi Keluaran. Dalam Kitab Keluaran dikatakan bahwa perintah untuk merayakan hari Sabat merujuk pada kisah pekerjaan TUHAN Allah pada Penciptaan. TUHAN Allah sendiri bekerja selama enam hari dalam menciptakan langit, bumi dan segala isinya, dan pada hari yang ketujuh TUHAN berhenti bekerja dan memberkati hari itu (Keluaran 20:10-11). Sementara itu dalam Kitab Ulangan, perayaan hari Sabat merujuk pada kisah pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir. Hari Sabat harus dirayakan untuk memberikan kesempatan beristirahat kepada setiap hewan yang ada karena bangsa Israel sendiri pun dulunya adalah bangsa budak yang kemudian diberikan kebebasan oleh Allah. Karena itu, sekarang Israel pun dilarang memperbudak orang lain, dan makhluk lainnya (Ulangan 5:14-15).
Berikut isi kesepuluh perintah tersebut:
20:1Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2"Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
20:12Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
20:13Jangan membunuh.
20:14Jangan berzinah.
20:15Jangan mencuri.
20:16Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
20:17Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."

Sepuluh perintah Allah

Bacaan Perintah Allah dalam Keluaran mengandung lebih dari 10 pernyataan-penyataan wajib, secara total 14 atau 15 dalam keseluruhan. Tetapi, Kitab Suci sendiri menunjukkan perhitungan "10", menggunakan frasa 'aserethad'varim diartikan sebagai 10 kata, pernyataan, atau benda. Agama-agama yang bermacam-macam membagi perintah-perintah tersebut secara berbeda. Tabel berikut menunjukkan perbedaan-perbedaan tersebut.
Pembagian Sepuluh Perintah Allah menurut agama/denominasi
Teks menurut Alkitab LAI TB. Untuk versi katolik silakan lihat di bawah tabel ini.
Perintah
Yahudi
Ortodoks
Katolik Roma, Lutheran*
Anglikan, Reformasi, dan Protestan Lain
Akulah TUHAN, Allahmu ...
1
1
1
kata pengantar
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2
1
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun ...
2
Dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik
2
Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan ...
3
3
2
3
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat ...
4
4
3
4
Hormatilah ayahmu dan ibumu ...
5
5
4
5
Jangan membunuh
6
6
5
6
Jangan berzinah
7
7
6
7
Jangan mencuri
8
8
7
8
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu
9
9
8
9
Jangan mengingini rumah sesamamu ...
10
10
9
10
(Jangan mengingini milik sesamamu)
10
Note: * Beberapa gereja-gereja Lutheran menggunakan pembagian yang sedikit berbeda pada perintah ke 9 dan 10: 9. Janganlah mengingini rumah sesamamu; 10 Janganlah mengingini istri sesamamu, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.

  Katolik Roma dan Lutheran

Pembagian Sepuluh Perintah Allah di kalangan Katolik Roma dan Lutheran mengikuti pembagian yang ditetapkan oleh Santo Agustinus mengikuti tulisan sinagoga pada waktu itu. Ketiga perintah pertama mengatur hubungan Allah dan manusia. Perintah keempat sampai kedelapan mengatur hubungan manusia dengan sesama. Dua perintah terakhir mengatur pikiran pribadi. Informasi tambahan lebih lanjut mengenai Sepuluh Perintah Allah dapat di baca dalam Katekismus Gereja Katolik(1994), seksi 2052-2552.
Teks resmi Sepuluh Perintah Allah untuk Gereja Katolik adalah sebagai berikut[2]:
Akulah Tuhan, Allahmu,
  1. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.
  2. Jangan menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
  3. Kuduskanlah hari Tuhan.
  4. Hormatilah ibu-bapamu.
  5. Jangan membunuh.
  6. Jangan berzinah.
  7. Jangan mencuri.
  8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
  9. Jangan mengingini istri sesamamu.
  10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.

  Pandangan Protestan

Bagian pertama sampai keempat mengatur tentang hubungan manusia dengan Tuhan, sedangkan perintah kelima sampai kesepuluh mengatur hubungan manusia dengan sesama.



Hukum Kasih

Perumpamaan orang Samaria yang merefleksikan Hukum Kasih.
Hukum Kasih atau Hukum yang terutama adalah inti ajaran Yesus Kristus yang terdapat pada ketiga Injil Sinoptik: Matius 22:37-40, Markus 12:28-34, dan Lukas 10:25-28.
Hukum ini diungkapkan Yesus ketika ada orang-orang Farisi yang ingin mencobai Yesus dan menanyakan "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" (Matius 22:36)

Hukum yang terutama

"Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

  Pranala luar

 

Amanat Agung

Perintah untuk memberitakan Injil atau yang sering disebut dengan Amanat Agung Yesus Kristus adalah perintah Yesus yang terakhir yang ditulis di Matius 28:19-20.
Perintah ini diberikan setelah kebangkitan Yesus dan kesebelas murid Yesus berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika mereka melihat Dia mereka menyembahnya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Kemudian Yesus mendekati mereka dan berkata: "KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi."[1]

Amanat Agung

Terjemahan bahasa Indonesia
Teks
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
"Sebab itu pergilah kepada segala bangsa di seluruh dunia, jadikanlah mereka pengikut-pengikut-Ku. Baptiskan mereka dengan menyebut nama Bapa, dan Anak, dan Roh Allah. Ajarkan mereka mentaati semua yang sudah Kuperintahkan kepadamu. Dan ingatlah Aku akan selalu menyertai kalian sampai akhir zaman."
"Yesus menjawab, "Oleh karena itu, pergilah dan jadikanlah sekalian bangsa murid-Ku; baptiskanlah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus; kemudian ajarlah murid-murid yang baru itu menaati segala perintah yang sudah Kuberikan kepada kalian, dan yakinlah bahwa Aku akan selalu menyertai kalian sampai akhir zaman."
"Yesus menjawab orang itu, "Pergilah dan jadikanlah semua bangsa pengikut-Ku. Baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ajarlah mereka mematuhi semua yang telah Kukatakan kepada kamu. Dan lihatlah: Aku akan menyertai kamu setiap hari sampai akhir zaman."
"Sebab itu pergilah kamu, jadikanlah sekalian bangsa itu murid-Ku, serta membaptiskan dia dengan nama Bapa, dan Anak dan Rohulkudus; dan mengajar dia menurut segala sesuatu yang Aku pesan kepadamu. Maka ketahuilah olehmu: Aku ini beserta dengan kamu senantiasa hingga kepada kesudahan alam."
"Sabda Isa kepadanya, " Sebab itu pergilah, jadikanlah semua suku bangsa pengikut-Ku dan permandikanlah mereka dalam nama Sang Bapa, Sang Anak, dan Ruh Allah Yang Mahasuci. Ajarlah mereka memelihara segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu dan ingatlah, Aku menyertai kamu sampai kesudahan zaman."
"Maka kata 'Isa kepadanya, "Sebab itu pergilah kamu membawa segala bangsa menjadi murid, serta membaptiskan dia kedalam nama Bapa dan Anak dan Rohu'lkudus; lalu mengajar dia memeliharakan segala sesuatu yang telah kupesani kepadamu: maka ingatlah kamu, bahwa akulah bersertamu sehari-hari sehingga kesudahan zaman."
"Sbab itu pergi-lah kamu, bawa sgala bangsa mnjadi murid-murid, dan baptiskan dia-orang dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Alkudus: dan ajarkan dia-orang turut smoa perkara yang sahya sudah psan sama kamu; dan ingat, sahya ada sama-sama kamu s-hari-hari, sampai ksudahan jman."
"Dari itoe, pergilah kamoe mengadjar segala bangsa, dan memandiken dia-orang dalem nama Bapa, dan Anak dan Roh-Soetji, serta mengadjar dia-orang mendjalani samowanja, jang soedah akoe pesen sama kamoe. Maka lihat, Akoe ada beserta kamoe pada segala hari sampe kasoedahan doenia. Amin."
"Sebab itoe pergilah kamoe mengadjar segala bangsa; baptiskanlah mareka-itoe demi nama Bapa dan Anak dan Rohoe'lkoedoes dan adjarkanlah mareka-itoe menoeroet segala sasoeatoe jang telah koepesan kapadamoe. Bahwa sasoenggoehnja adalah akoe serta dengan kamoe pada sadiakala, hingga kapada kasoedahan alam ini. Amin!"
"Sebab 'itu pergilah kamu berdjalan dan meng`adjarlah sakalijen chalajikh 'itu masokh murid, sambil permandikan dija 'itu dengan nama Bapa, dan 'Anakh laki 2, dan Rohhu-'lkhudus: dan meng`adjar marika 'itu memaliharakan segala sasawatu jang 'aku sudah berpasan pada kamu. Maka bahuwa sasonggohnja 'aku 'ini 'ada menjerta`ij kamu pada sakalijen harij 2 sampej kapada kaputusan xalam. 'Amin."
"maka pergilah kamu, buatlah segala bangsa mendjadi muridKu, dan permandikanlah mereka pada nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus; dan adjarkanlah mereka melakukan segala sesuatu jang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan Aku akan menjertai kamu tiap hari sampai pada achir dunia."

 Di Injil-injil dan Kitab lain

Amanat agung ini diberikan juga di Injil Markus, Injil Lukas, Injil Yohanes serta Kisah Para Rasul, juga diulangi dalam berbagai tulisan bapa gereja dan tokoh-tokoh Kristen sampai sekarang.
Injil Markus:
Lalu Ia (Yesus) berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."[2]
Injil Lukas:
Ia (Yesus) berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."[3]
Injil Yohanes:
Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."[4]
Kisah Para Rasul:
(Yesus berkata:) "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."[5]

  Referensi

1.       ^ Matius 28:16-18
2.       ^ Markus 16:15-18
3.       ^ Lukas 24:44-49
4.       ^ Yohanes 20:21-23
5.       ^ Kisah Para Rasul 1:8

Lihat pula




Kotbah di Bukit

Kotbah di Bukit adalah kotbah Yesus yang paling terkenal yang tercatat di dalam Injil Matius (pasal 5-7).

Isi kotbah

Orang Kristen harus menjadi garam yang memberi rasa dan terang yang menyinari dunia
Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat; siapa yang marah kepada saudaranya harus dihukum; berdamailah dengan lawanmu; siapa yang memandang perempuan serta menginginkannya sudah berzinah; siapa yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah menjadikan isterinya berzinah; jangan bersumpah demi apapun; jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu; kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu; dan ajaran-ajaran lainnya
Jangan memberi sedekah seperti orang munafik (supaya dipuji), "Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." (6:3)
Jangan berdoa seperti orang munafik (supaya dilihat orang) ataupun bertele-tele (banyak kata-katanya supaya dikabulkan), "Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (6:6)
Jika kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni kesalahan orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
Jangan berpuasa seperti orang munafik (dengan muka muram, supaya orang melihat mereka sedang berpuasa), "Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (6:17-18)
Jangan mengumpulkan harta di bumi, "Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga. ... Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (6:20-21)
Orang tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (dewa kekayaan - yang dilambangkan dengan cinta akan uang)
Jangan kuatir akan hidupmu, makanan atau minuman atau pakaian, karena hidup itu lebih penting dari pada semuanya, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (6:33)
Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
  • Hal yang kudus dan berharga (Matius 7:6)
Jangan memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan melmparkan mutiaramu kepada bagi, supaya jangan diinjak-injak, lalu ia berbalik mengoyak kamu.
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (7:7)
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (7:12)[1]
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu; dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
"Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaranNya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahil-ahli Taurat mereka."




Ucapan bahagia

Ucapan Berbahagia adalah bagian dari kotbah Yesus di bukit yang isinya mengandung nasihat tentang arti kebahagiaan yang sejati. Kotbah di Bukit yang disampaikan oleh Yesus terdapat dalam kitab Matius (Matius pasal 5-7).
Ucapan-ucapan kebahagiaan yang diajarkan Yesus ini bertolak belakang dengan nilai-nilai yang dipegang banyak orang saat itu -- bahkan juga pada masa kini.
Selain Matius, Lukas juga memuat kumpulan Ucapan Berbahagia ini. Perbedaannya adalah di dalam tulisan Lukas, selain mengucapkan "Berbahagialah", Yesus juga mengucapkan kata-kata yang keras yang dimulai dengan "Celakalah"

  Matius 5:2-12

Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

Lukas 6:20-26

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata:
Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.

 




Doa Bapa Kami

Doa Bapa Kami (kadangkala dikenal dengan kedua kata Latin pertama sebagai Pater Noster, dan dalam bahasa Yunani sebagai Πάτερ ἡμῶν, adalah doa yang paling terkenal dalam agama Kristen.
Menurut Perjanjian Baru, doa ini diajarkan oleh Yesus Kristus kepada murid-muridnya sebagai pedoman berdoa.
Doa ini diambil dari kitab Injil Matius (6:9-13), yang muncul sebagai bagian dari Khotbah di Bukit. Sebuah doa yang mirip ada pula di kitab Injil Lukas 11:2-4.
Doksologi (Sebab Engkaulah Raja Yang Mulia dan Berkuasa untuk selama-lamanya. Amin.) kemungkinan tidak ada dalam versi asli doa ini, tetapi ditambah kepada Injil karena merupakan penggunaannya dalam liturgi gereja awal. Karena itu pada banyak terjemahan modern, doksologi ini dipindahkan ke catatan kaki.

[sunting] Teks Doa Bapa Kami

Meski Yesus kemungkinan besar mengajarkan doa ini dalam bahasa Aram, teks-teks awal kemungkinan besar terdapat dalam bahasa Yunani. Karena bahasa Latin merupakan bahasa yang resmi dipakai dalam agama Kristen Barat, maka versi dalam bahasa Latin atau Pater Noster, merupakan sebuah terjemahan penting dari doa dalam bahasa Yunani ini.

[sunting] Versi Katolik

(terjemahan misionaris di Melaka, Malaysia)
Bapa kami yang ada di surga,
dimuliakanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di atas bumi seperti di dalam surga.
Berikanlah kami rezeki pada hari ini,
dan ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni
yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan,
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Amin.
[Doksologi: Sebab Tuhanlah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.]

 

Protestan

(tertulis pada Injil Matius versi Terjemahan Baru)
Bapa kami yang di sorga,
dikuduskanlah nama-Mu.
Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu,
di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami juga telah mengampuni
orang yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
[Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.]

 

Versi Bahasa Latin

Naskah doa Bapa Kami yang digunakan dalam liturgi (Misa, Ibadat Harian, dll.) sedikit berbeda dengan naskah yang terdapat dalam Vulgata dan sangat mungkin berasal dari waktu sebelum penyusunan Vulgata.
Doksologi yang terkait dengan doa Bapa Kami tercantum dalam empat manuskrip Vetus Latina, hanya dua di antaranya yang mencantumkannya secara lengkap. Manuskrip-manuskrip Injil-Injil Vetus Latina lainnya yang masih ada tidak mencantumkan doksologi. Versi Vulgata juga tidak mencantumkannya, dan dengan demikian bersesuaian dengan edisi-edisi kritis dari naskah Yunani.
Dalam liturgi Ritus Latin, doksologi tersebut tidak pernah dikaitkan dengan doa Bapa Kami. Satu-satunya penggunaan doksologi dalam liturgi Ritus Romawi adalah di dalam Misa revisi sesudah Konsili Vatikan II. Doksologi dibacakan bukan segera sesudah doa Bapa Kami, melainkan sesudah imam berdoa, Libera nos, quaesumus..., yang menyambung permohonan terakhir dalam doa tersebut yakni, Libera nos a malo (Bebaskanlah kami dari yang jahat).
Teks bahasa Latin:
Pater noster, qui es in caelis:
sanctificetur Nomen Tuum;
adveniat Regnum Tuum;
fiat voluntas Tua,
sicut in caelo, et in terra.
Panem nostrum cotidianum da nobis hodie;
et dimitte nobis debita nostra,
sicut et nos dimittimus debitoribus nostris;
et ne nos inducas in tentationem;
sed libera nos a Malo.
Doksologi:
quia tuum est regnum, et potestas (atau potentia), et gloria, in saecula (atau per omnia saecula atau in saecula saeculorum)

 

              Versi Bahasa Yunani

Alkitab Perjanjian Baru mula-mula ditulis dalam bahasa Yunani. Versi Yunani Doa Bapa Kami adalah sebagai berikut:
Πάτερ ἡμῶν ὁ ἐν τοῖς οὐρανοῖς·
Pater hêmôn ho en toes ouranoes
ἁγιασθήτω τὸ ὄνομά σου·
hagiasthêtô to onoma sou;
ἐλθέτω ἡ βασιλεία σου·
elthetô hê basileia sou;
γενηθήτω τὸ θέλημά σου,·
genêthêtô to thelêma sou,
ὡς ἐν οὐρανῷ καὶ ἐπὶ τῆς γῆς·
hôs en ouranô, kae epi tês gês.
τὸν ἄρτον ἡμῶν τὸν ἐπιούσιον δὸς ἡμῖν σήμερον·
ton arton hêmôn ton epiousion dos hêmin sêmeron;
καὶ ἄφες ἡμῖν τὰ ὀφειλήματα ἡμῶν,
kae aphes hêmin ta opheilêmata hêmôn,
ὡς καὶ ἡμεῖς ἀφίεμεν τοῖς ὀφειλέταις ἡμῶν·
hôs kae hêmeis aphiemen toes opheiletaes hêmôn;
καὶ μὴ εἰσενέγκῃς ἡμᾶς εἰς πειρασμόν,
kae mê eisenenkês hêmas eis peirasmon,
ἀλλὰ ῥῦσαι ἡμᾶς ἀπὸ τοῦ πονηροῦ.
alla rhysae hêmas apo tou ponerou.
[Ὅτι σοῦ ἐστιν ἡ βασιλεία καὶ ἡ δύναμις
hoti sou estin hê basileia kae hê dynamis
καὶ ἡ δόξα εἰς τοὺς αἰῶνας. ἀμήν.]
kae hê doxa eis tous aeônas. amên.


Versi Bahasa Aram

Doa Bapa Kami dalam Bahasa Aram terdapat dalam versi Peshitta Bahasa Syria dari Perjanjian Baru. Dialek Syria yang digunakan bukanlah dialek yang mungkin digunakan oleh Yesus dari Nazaret atau para pengikutnya.[1] Dengan demikian pernyataan-pernyataan bahwa doa Bapa Kami Peshitta adalah versi yang "asli" tidaklah benar: versi Peshitta pun diambil dari Matius 6:9-13 versi Yunani.
Banyaknya "terjemahan" dari "Doa Bapa Kami Bahasa Aram" yang berasal dari berbagai tradisi mistik dan sedikit atau tidak memiliki keterkaitan dengan makna sebenarnya dari naskah Aram, beredar luas di Internet. Sebagian besar "terjemahan" itu mengangkat berbagai tema New Age dan menginterpretasikan doa tersebut di luar apa yang diyakini para sarjana dan pakar linguistik sebagai makna yang mungkin atau makna yang sejujurnya.[2]

 

Versi Bahasa Indonesia lama

Teks Doa Bapa Kami telah diterjemahkan paling sedikit lima belas kali dalam sejarah Bahasa Indonesia, menjadikannya teks yang memiliki paling banyak variasi dalam sejarah Bahasa Indonesia.


Kaitan dengan doa Yahudi

Ada beberapa kemiripan antara doa Bapa Kami dengan materi doa Yahudi, baik yang alkitabiah maupun pasca-alkitabiah. "Dikuduskanlah namaMu" tercermin dalam Kaddisy. "Janganlah membawa kami ke dalam dosa" digemakan dalam "berkat-berkat pagi" dari doa Yahudi. Suatu berkat yang diucapkan oleh beberapa komunitas Yahudi sesudah Syema mencakup sebait kalimat yang sungguh mirip dengan permulaan doa Bapa Kami: "Allah kami yang ada di dalam surga, dikuduskanlah namaMu, dirikanlah kerajaanMu selamanya, dan berkuasalah atas kami selama-lamanya."

Lihat pula


Tidak ada komentar:

Posting Komentar